Plt.Kadis Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Sijunjung Kardi Ray |
SIJUNJUNG, SENANDUNGKABAR.com - Kabupaten Sijunjung akan dikunjungi Kepala BKKBN pusat, dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam rangka gebyar temu kader percepatan penanganan stunting. Sijunjung menjadi daerah pilihan untuk penerapan program penanganan stunting dari pemerintah pusat.
Kedatangan Kepala BKKBN ke Sijunjung untuk menerapkan
program dan mengedukasi kader dalam percepatan penanganan stunting di Sumbar,
khususnya di Kabupaten Sijunjung.
Kunjungan kerja kepala BKKBN ke Sijunjung direncanakan
selama tiga hari, mulai dari tanggal
29-31 Mei mendatang. Selain temu kader, Kepala BKKBN juga diagendakan beberapa
kegiatan lainnya di Kabupaten Sijunjung.
Plt.Kadis Pengendalian Penduduk dan KB, Kardi Ray didampingi
Plt.Kadis Kominfo Sijunjung, David Rinaldo menjelaskan, persoalan stunting saat
ini menjadi isu nasional, terutama dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan
angka stunting meningkat secara nasional.
"Persoalan stunting ini menjadi perhatian secara
nasional, baik tingkat provinsi maupun kabupaten. Karena secara nasional angka
stunting ini mengalami kenaikan, terutama dampak dari pandemi covid-19
kemarin," tuturnya, Selasa (24/5).
Kabupaten Sijunjung menjadi daerah pertama yang dikunjungi
pemerintah pusat dalam penerapan program penangana stunting, yang nantinya juga
menjadi referensi bagi daerah lain.
"Kita di Sijunjung mendapat perhatian khusus dari
pemerintah pusat, sehingga program penanganan stunting dari pusat nantinya bisa
diterapkan dengan baik di Sijunjung," ujarnya.
Selain itu, dengan kedatangan Kepala BKKBN ke Sijunjung
diharapkan program strategis dari pusat bisa mendorong pembangunan Sijunjung.
"Kita berharap nantinya, setelah kunjungan ini,
Kabupaten Sijunjung bisa menjadi daerah percontohan percepatan penanganan
stunting, karena persoalan stunting ini sudah menjadi isu secara nasional,
terutama dampak dari pandemi kemarin," jelasnya.
Selain itu, dengan adanya komunikasi yang baik antara Pemkab
Sijunjung dengan kementrian, pada tahun ini Sijunjung mendapat alokasi anggaran
dari APBN sebesar Rp3,7 miliar di dinas Dalduk KB, termasuk untuk penanganan
stunting.
"Program penganan stunting kita terus berjalan, karena
memang ini termasuk program prioritas yang harus dituntaskan dan tertera di
RPJMD. Termasuk bantuan DAK dari pusat tadi kita fokuskan kesini,"
paparnya.
Penanganan stunting melibatkan banyak pihak serta
membutuhkan peran seluruh elemen masyarakat. "Stunting dilatarbelakangi
oleh beberapa faktor diantaranya, pola asuh, pola makan dan sanitasi. Tiga
aspek ini memiliki cakupan yang luas dan banyak pihak yang berperan
disana," sebut Kardi Ray.
Sedangkan dari segi sosial, stunting juga dipengaruhi
sejumlah faktor lainnya termasuk ekonomi, kesehatan, lingkungan, pangan dan
sumber daya manusia (SDM). (Dicko)
Posting Komentar