Gubernur Sumbar Mahyeldi saat membuka acara sekaligus memberikan
materi pada Rapat Koordinasi Satuan Tugas Pengawas Koperasi Provinsi/Kab/Kota
serta Pengurus dan Pengawas Koperasi
PADANG, SENANDUNGKABAR.com – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengajak masyarakat terus melanjutkan perjuangan Bung Hatta dalam rangka membangun perekonomian nasional yang berbasis pada badan usaha koperasi karena koperasi merupakan guru perekonomian nasional.
"Padahal Sumatera Barat ini dikenal dengan 'PROVINSI KOPERASI', maka dari itu koperasi di Sumbar ini harus sukses dan jadikan Bung Hatta kembali tersenyum dengan berkembangnya dan majunya koperasi di Sumbar," kata Gubernur Mahyeldi saat membuka acara sekaligus memberikan materi pada Rapat Koordinasi Satuan Tugas Pengawas Koperasi Provinsi/Kab/Kota serta Pengurus dan Pengawas Koperasi di Hotel Santika Padang, Kamis (17/11/2022).
Mahyeldi mengatakan, Pemerintah Sumbar bertekad untuk melakukan langkah dan kebijakan Strategis agar Perekonomian dapat semakin tumbuh dan berkembang secara wajar dan Proposional, dengan komitment bersama memprioritaskan Pemberdayaan Koperasi, UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
“Seperti yang kita ketahui, UMKM merupakan motor penggerak dalam pembangunan negara dalam hal memajukan ekonomi bangsa dan negara yang mampu membantu mengentaskan kemiskinan," katanya.
Kegiatan ini merupakan forum yang sangat strategis untuk membangun, meningkatkan, serta memperkuat sinergitas dan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam kerangka integrasi, sinkronisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan Koperasi dan UMKM.
"Oleh karena itu, saya berharap workshop ini juga bisa bermanfaat bagi Wirausaha untuk memajukan perekonomian kita," ujarnya.
Saat ini Koperasi Indonesia sudah memasuki usia ke 75 tahun. Koperasi harus mampu menunjukkan jati dirinya sebagai wadah yang handal bagi kekuatan ekonomi rakyat. Dari semula gagasan pembentukan koperasi ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan Koperasi masyarakat.
"Kita semua harus memiliki tekad kuat untuk melakukan pemerataan perekonomian dan menghapus kesenjangan ekonomi, untuk itu tentu harus didukung semua pihak. Karena, upaya melakukan pemerataan perekonomian bukanlah hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tugas dan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Pada saat ini, banyak koperasi yang telah maju dan dapat memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat sekitarnya. Namun banyak pula yang masih perlu pembinaan, perhatian dan pengawasan baik oleh pemerintahan dan internal koperasi. Sebagai target pembinaan koperasi adalah menjadikan koperasi berkualitas bukan mengejar kuantitas.
Secara umum perkembangan perkoperasian di Sumatera Barat dari segi pertumbuhan dan peningkatan asset dan volume usaha, maka perkembangan koperasi di Sumatera Barat memperlihatkan trend peningkatan. Tahun buku 2016 jumlah koperasi 4.047 unit, jumlah asset Rp. 3,75 trilyun dan jumlah volume usaha Rp 4,77 trilyun dan jumlah SHU Rp. 202,6 milyar.
Sedangkan tahun buku 2021 jumlah koperasi 4.048 unit, jumlah asset Rp. 5,55 trilyun dan jumlah volume usaha Rp 4,90 trilyun dan jumlah SHU Rp. 357 milyar.
"Namun dari jumlah koperasi yang ada tersebut juga tercatat 2.067 unit koperasi tidak aktif," ujarnya.
Melihat masih banyaknya koperasi tidak aktif tersebut di atas, menunjukkan bahwa sesungguhnya ada beberapa kelemahan dalam tumbuh dan berkembangnya koperasi di masyarakat, dan tentu kita perlu mempelajari apa yang menjadi kelemahan tersebut.
"Untuk itu pengawasan menjadi hal yang sangat penting baik oleh internal koperasi maupun pemerintahan," katanya.
Dari hasil pengawasan tersebut ditemui beberapa permasalahan yang perlu pembenahan / tindak lajutnya, antara lain, temuan terkait Kelembagaan Koperasi, dan pengawasan penerapan peraturan (kepatuhan).
Keberhasil pengawasan dilihat dari tindak lanjut rekomendasi pengawasan dan pemeriksaan terhadap temuan- temuan yang ada dikoperasi yang diperiksa. (Adpim Sumbar)
Posting Komentar