Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menjadi inspektur upacara saat peringatan Hari Bela Negara |
PADANG, SENANDUNGKABAR.com -
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar upacara peringatan Hari
Bela Negara ke 74 tahun 2022 bertempat di GOR H Agus Salim Kota Padang.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menjadi inspektur upacara, Senin (19/12/2022).
Peringatan Hari Bela Negara
ke 74 kali ini di ikuti seluruh unsur Forkopimda Provinsi Sumbar, dan
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumbar, pelajar mahasiswa, tokoh
masyarakat dan bundo kanduang.
Gubernur Sumbar Mahyeldi
Ansharullah mengatakan, Peringatan Hari Bela Negara merupakan satu satunya di
Indonesia yang peristiwanya ada di ranah minang Provinsi Sumatera Barat.
Tentunya seluruh masyarakat Sumatera Barat harus memberi tahukan kepada seluruh
masyarakat dimanapun mengenai adanya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
atau PDRI yang memiliki peran penting dalam upaya mempertahankan Kemerdekaan bangsa Indonesia.
“PDRI merupakan Kabinet Darurat yang dipimpin oleh Syafruddin
Prawiranegara. Sistem pemerintahan PDRI berada di Sumatera Barat. Karena
setelah Ibu Kota Yogyakarta lumpuh dan sejumlah tokoh ditangkap terjadi
kekosongan pemerintahan Indonesia,”katanya.
Mahyeldi mengimbau kepada generasi
muda saat ini harus memahami bahwa masyarakat Sumatera Barat atau dulunya Sumatera
Tengah memiliki kontribusi untuk keberlanjutan negara kesatuan Republik
Indonesia.
“ Oleh karena itu pemuda di Sumatera Barat
harus menjadi terdepan dalam merawat, menjaga persatuan dan kesatuan dan
kedaulatan bangsa ini dari pihak-pihak yang ingin memecah belah dan mengadu
domba bagsa ini,” katanya.
Mahyeldi menuturkan, banyak peristiwa
sejarah yang terjadi di Sumatera Barat yang perlu dicatat, yakni masyarakat
Sumatera Barat selalu hadir ketika Indonesia dalam keadaan genting. Seperti
belum satu hari merdeka sudah ada satu diantara belahan dari Indonesia yang
ingin memisahkan diri.
“Tampilah tokoh dari Sumatera Barat
Muhammad Hatta yang membuat kesepakatan 18 Agustus 1945 kembali kepada undang
undang dasar negara 45,” katanya.
Ditambahkan Mahyeldi, saat Bung Karno dan Bung
Hatta di tawan dan Ibu Kota Negara saat itu berada di Yogyakarta dikuasai oleh
Belanda melalui agresi ke dua. Ini
membuktikan bahwa Belanda maupun Eropa dan negara lain itu bukan negara yang mendorong
kemerdekaan Indonesia.
“Namun Negara yang menyatakan dukungan pertama Indonesia merdeka yakni di Timur Tengah Palestina,”katanya. (Rel)
Posting Komentar