Koalisi Terbaik Partai Pengusung Cari Calon Wakil Bupati Padang Pariaman, Nama Hendrawarman Patut Diperhitungkan

 

Hendrawarman calon wakil bupati Padang Pariaman

PADANG PARIAMAN, - Nama Hendrawarman bisa menjadi pilihan bagi partai politik untuk di usung menjadi Wakil Bupati Kabupaten Padang Pariaman. Pasalnya, dari belasan nama calon wakil bupati, Hendrawarman merupakan sosok yang memiliki kelas politik tingkat nasional berdasarkan jejak digital yang ada.


Putra asli VII Koto (lama) bernama Hendrawarman bisa jadi pilihan. Tak hanya  populer, Hendrawarman juga punya kelas politik tingkat nasional berdasarkan rekam jejak digital yang ada, Hendrawarman memiliki peran tertentu dalam terbentuknya koalisi Prabowo Gibran di tingkat nasional dengan Gerindra sebagai magnet koalisi saat itu.


Usianya juga sangat pas untuk menjadi pendamping yang gesit bagi  Suhatri Bur di koalisi ini. 


Baca Juga : Didampingi Kedua Orang Tua, Bakal Calon Bupati Padang Pariaman Hendrawarman Daftar di 3 Parpol Besar


Seperti diketahui Partai Gerindra Padang Pariaman sebagai partai suara terbanyak ke-2 saat ini, punya peluang mulus terus sampai Pemilu 2029, diantara kuncinya adalah koalisi yang tepat dalam Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Padang Pariaman November 2024 nanti.


Sebagai partai dengan suara terbanyak ke-2 di Padang Pariaman, Gerindra leluasa untuk menentukan koalisi dalam Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Padang Pariaman November nanti.


Menurut halaman fansfage faceebok Cara Politik yang merupakan bagian dari portal berita carasantai.com, bagi Partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto ini koalisi dalam pilkada 2024 di Padang Pariaman setidaknya harus memenuhi unsur yakni:


1. Mendukung Pemerintahan Pusat

Kenapa? Karena Prabowo Subianto, sebagai Ketum Gerindra adalah Presiden.


Poin ini juga otomatis melahirkan dukungan dari pemerintah pusat pada pemerintah Padang Pariaman.


2. Mendukung peningkatan suara Gerindra di Padang Pariaman dalam Pileg berikutnya.


Untuk memenuhi hajat pertama, yang harus dilakukan Gerindra Padang Pariaman adalah merangkul Partai Koalisi Prabowo-Gibran yang ada di DPRD Kabupaten Padang Pariaman.


Ada PAN, Demokrat, Golkar yang bisa ditarik masuk ke koalisi Gerindra.


Dari 3 partai itu, Demokrat seharusnya jadi partai pertama yang dipastikan berkoalisi dengan Gerindra.


Kenapa? Karena Demokrat tak punya kader yang sangat populer untuk diusung. Suara demokrat juga cuma 4, jadi Demokrat harus legowo tak mengusung kader.


Lagi pula, di tengah kondisi Demokrat pasca guncangan kubu Moeldoko dan image kepemimpinan AHY yang belum begitu membangkitkan nama Demokrat, langkah paling rasional bagi Demokrat adalah merapat ke koalisi yang sangat potensial menang.


Baca Juga : Tekad Bangun Kampung Halaman, Hendrawarman si Anak Petani Maju Bupati Padang Pariaman


Seperti yang dilakukan Demokrat dalam Pilpres dengan menjadi bagian dari koalisi Prabowo-Gibran.


Dengan menggandeng Demokrat di Pilkada Padang Pariaman 2024, Gerindra tak hanya melanjutkan soliditas Pilpres tapi juga tak perlu berebut calon yang diusung.


Partai kedua yang harus digandeng Gerindra adalah PAN. PAN adalah partai suara terbanyak di Padang Pariaman; PAN menduduki kursi Ketua DPRD Padang Pariaman mendatang, dan PAN adalah partai sang Bupati saat ini, Suhatri Bur.


Suhatri Bur dan PAN sendiri adalah top mind publik Padang Pariaman saat ini. Berkoalisi dengan PAN akan menjadikan koalisi Gerindra di Pilbup Padang Pariaman jadi sangat kuat.


Gerindra hanya perlu legowo untuk memberikan kursi Calon Bupati Padang Pariaman kepada Suhatri Bur. Lagi pula, kader Gerindra tak ada yang bisa mengalahkan popularitas Suhatri.


Dengan menggandeng Demokrat dan PAN, Gerindra sudah memiliki 3 kekuatan pusat. Artinya, bisa saling mendukung dengan pemerintah pusat dalam pembangunan nasional dan Padang Pariaman itu sendiri.


Selanjutnya yang harus digandeng masuk ke koalisi Gerindra dalam Pilkada Padang Pariaman 2024 adalah partai yang bukan pendukung Prabowo, agar pertentangan terhadap kebijakan pemerintahan pusat dan kebijakan Pemkab Padang Pariaman bisa diminimalisir.


Sebagai partai ke-3 yang harus digandeng ada PDI Perjuangan. Kenapa PDI Perjuangan, karena PDI Perjuangan adalah partai sang wakil bupati saat ini. Jadi, PDI Perjuangan seharusnya punya hasrat untuk melanjutkan duduk di kantor kabupaten.


Menggandeng PDI Perjuangan juga menguntungkan Gerindra karena PDI Perjuangan sangat tidak mungkin mengusung kadernya. Kenapa?


Karena kursi PDI Perjuangan saat ini cuma 1. Kader pun tak ada yang populer.


Sementara mengusung kembali wakil bupati saat ini sangat berpotensi ditolak pemilih. Padang Pariaman butuh penyegaran, PDI Perjuangan sebagai partai tua juga sangat matang untuk menimbang stabilitas politik internal koalisi.


Setelah PDI Perjuangan digandeng, Gerindra tinggal menyambut PPP.


PPP punya rekam jejak bersama PDI Perjuangan jika harus berkoalisi. Ini seperti menjadi kultur lawas yang masih lestari.


Berkolisi dengan PPP, Gerindra juga tak perlu khawatir soal calon. Bermodal 4 kursi, kader tak ada yang amat populer, kondisinya di nasional juga masih 'ngalap berkah', Kabah akan bersikap aman dalam koalisi, seperti Demokrat.


Jika koalisi terbentuk, Gerindra-Demokrat-PAN-PDIP-PPP, maka partai ini sudah punya bekal:


1. Bobot kursi 21 (+50 persen kekuatan DPRD)

2. Popularitas Suhatri Bur sebagai calon Bupati

3. Kekuatan mesin politik (+50 persen kekuatan politik Padang Pariaman)


Selanjutnya, koalisi ini hanya tinggal memilih Calon Wakil Bupati.


Tentu Gerindra bisa mengusung kadernya, tapi memaksakan kader maju sebagai calon Wakil Bupati dari koalisi ini akan berdampak:


1. Stabilitas politik internal koalisi. Sementara Demokrat, PDIP, PPP tak mengusung kader, akan lebih mudah kondusif ketika Gerindra pun tak mengusung kader.


2. Cost politik bisa lebih tinggi karena harus mengangkat popularitas kader Gerindra untuk mencapai titik setara dan kemsitri dengan Suhatri.



Sebagai tambahan, dari koalisi itu, hanya tersisa Golkar, NasDem, PKS, PKB dengan total bobot kursi 19. Dalam Pilkada Padang Pariaman 2024 ini, Golkar nampaknya akan mengusung JKA. Politisi berumur yang gagal melenggang ke DPR RI.


Tapi NasDem bisa jadi memilih berkoalisi merapat ke Suhatri, karena NasDem juga pengusung Suhatri jadi Bupati di Pilkada sebelumnya.


Meski punya bobot kursi 5, tapi kader NasDem juga tak ada yang populer banget.


Terkikislah, kekuatan koalisi Golkar jadi 14 kursi. Dan koalisi Gerindra makin kuat menjadi 26 kursi. PKB kan dikenal selalu ada di koalisi pemenang. Kalau soal Pilpres kemarin, itu soal legacy dan mendongkrak suara pileg.


PKB juga dikenal sangat terbuka untuk calon non kader. Jadi koalisi Gerindra tetap bisa mengusung Suhatri Bur-Hendrawarman sebagai paslon Bupati-Wakil Bupati Padang Pariaman 2024. Abislah kekuatan koalisi Golkar jadi sisa 9 kursi dan koalisi Gerindra makin kuat menjadi 31 kursi yang aman untuk Gerindra saat ini dan 5 tahun kedepan tetap di bobot koalisi 20 kursi DPRD.


Baca Juga : Dukungan dari Ninik Mamak Tandikek Mudiak Padang untuk Hendrawarman si Anak Petani Maju Jadi Bupati Padang Pariaman


Tentu bisa banyak pola kocokan koalisi untuk mencapai bobot itu, tapi melepas PAN hanya akan membuat Gerindra harus lebih kuat berjuang.


Sumber : carapolitik


Berita Terkait


Pilwako 2024, PJ Wali Kota Padang Ajak Semua Pihak untuk Jalani dengan Ceria


Prakarsa Ranperda Penyiaran Provinsi Sumbar Diusulkan DPRD


MTQ ke 41 Tingkat Kecamatan Koto Tangah Digelar, Dibuka PJ Wali Kota Padang

2 Komentar

  1. Saya setuju sekali Suhatri Bur dipasangkan dengan Hendrawarman, sebab kedua tokoh ini yg berbeda generasi dan ahli di bidang masing" Bisa berpadu dalam membangun kabupaten Padang Pariaman lebih baik lagi. Dari yang sudah baik di tambah lebih baik lagi dari perpaduan kedua polistisi ini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama