![]() |
Batu Batikam salah satu wisata Legenda di Tanah Datar Sumatera Barat |
TANAH DATAR, SENANDUNGKABAR.com, - Siapa yang tidak kenal dengan batu Batikam di Kabupaten Tanah Datar. Tempat ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berwisata dan melihat sejarah dari Batu Batikam.
Menurut cerita awal terjadinya batu Batikam ini, dahulu kala, di tanah Minangkabau hiduplah dua orang kakak beradik yang sangat berpengaruh, yaitu Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan. Mereka adalah tokoh penting dalam masyarakat dan memiliki pengaruh besar dalam menentukan sistem pemerintahan adat.
Baca Juga : Tradisi Malamang Digelar Bundo Kanduang, Sambut Bulan Suci Ramadan
Namun, kedua saudara ini memiliki perbedaan pendapat tentang sistem pemerintahan yang ideal. Datuak Parpatiah Nan Sabatang menginginkan sistem pemerintahan yang lebih terpusat, sementara Datuak Katumangguangan menginginkan sistem pemerintahan yang lebih desentralisasi. Perbedaan pendapat ini semakin melebar dan memicu perselisihan di antara mereka.
Khawatir akan terjadi pertikaian yang berujung pada pertumpahan darah, kedua saudara sepakat untuk berdamai. Mereka mencari sebuah batu besar di tengah hutan dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan mereka dengan cara saling menusuk keris ke batu tersebut.
Datuak Parpatiah Nan Sabatang menarik napas dalam-dalam dan dengan penuh semangat menusuk kerisnya ke batu. Datuak Katumangguangan yang melihat tindakan kakaknya pun menarik napas dan menusuk kerisnya ke batu yang sama.
Baca Juga : Mulai Senin Pagi, Trans Padang Beroperasi Kembali
Dengan tertusuknya kedua keris ke batu tersebut, kedua saudara merasa lega. Mereka menyadari bahwa perselisihan mereka telah terselesaikan dengan damai dan mereka berjanji untuk saling menghormati dan bekerja sama dalam membangun masyarakat.
Batu yang tertusuk oleh kedua keris itu kemudian dikenal sebagai Batu Batikam. Batu ini menjadi simbol perdamaian dan musyawarah di Minangkabau. Legenda Batu Batikam mengajarkan masyarakat Minangkabau tentang pentingnya perdamaian, musyawarah, dan saling menghormati dalam menyelesaikan konflik. (*)
Berita Terkait
Rencanakan Penyesuaian Tarif, Perumda Air Minum Kota Padang Gelar Konsultasi Publik
Pemprov Sumbar Berhasil Persingkat Waktu Tempuh Pesisir Selatan - Solok Menjadi 1,5 jam
Posting Komentar